Servant Leaderships (Kepemimpinan yang Melayani)


fmatriadi.id. Lhokseumawe Indonesia.  
Kepemimpinan merupakan topik ataupun tema yang menarik sepanjang masa. Demikian juga dengan hasrat untuk menjadi pemimpin juga merupakan hasrat terbesar dari hampir semua orang di sepanjang masa. Namun harus disadari bahwa peluang untuk menjadi pemimpin pada suatu lembaga yang besar tentu memiliki tingkat probabilitas atau peluang yang kecil karena begitu banya orang orang terbaik memperebutkan kursi kepemimpinan tersebut. 

Namun sering kali kita melihat ketika seseorang telah menjadi pemimpin pada berbagai level dia mulai kehilangan arah dan patron atas kepemimpinannya. Atas dasar tersebut pada kesempatan ini saya ingin membahas tentang konsep “servant leaderships” agar menjadi semacam pedoman ataupun patron kepada sahabat sahabat bagaimana menjadi pemimpin yang bermanfaat bagiorang orang yang dipimpinnya.

Secara ilmiah konsep “servant leaderships” baru popular tahun 1970an, konsep ini diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf dalam sebuah buku yang sangat terkenal yaitu “The srvant is leader”. Dimana Greenleaf sendiri adalah Vice President American Telephone and Telegraph Company (AT&T). Menurut Green Leaft servant leaderships mengadopsi konsep bahwa pemimpin harus memiliki karakteristik ataupun sifat melayani dalam kepemimpinannya. Ini bermakna bawa salah satu tugas utama dari pemimpin adalah melayani bawahannya dan atau masyarakatnya. 

Konsep servant leadership berhulu pada seseorang yang menjadi pelayan terlebih dahulu, dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang dilayani harus melayani terlebih dahulu. Kemudian sejalan dengan waktu pelayan juga akan bertransformasi mejadi pemimpin.
Disini dijelaskan bahwa servant leaderships adalah suatu model kepemimpinan yang harus dimulai dengan perasaan tulus yang timbul dari hati seorang pemimpin untuk melayani atau menempatkan kebutuhan pengikutnya  atau masyarakatnya sebagai prioritas utama. 

Menyelesaikan segala persolan secara bersama dan secara tulus membantu persoalan orang lain secara bersama sebagai  indikator kesuksesan kepemimpinannya. Kalau kita mencermati kepemimpian model ini sebenarnya bermuara pada konsep kepemimpinan islam, yang mana seorang pemimpin islam yang taat itu belum bias tidur jika masih ada masyarakatnya yang kelaparan. Ini adalah wujud khidmat dari nalar budi seorang pemimpin islam masa lalu seperti Khalifah Umar bin Khatab dan pemimpin pemimpin islam lainnya.

Spears (2002), secara tegas mengatakan bahwa servant leadership adalah seorang pemimpin yang mengutamakan pelayanan yang dimulai dari perasaan ikhlas alami manusia yang ingin memberikan sesuatu yang terbaik kepada bawahannya atau pengikutnya dan selalu saja menempatkan kepentingan bawahannya dan pengikutnya di atas kepentingan pribadinya, konsep ini menjadi inspirasi  dan dorongan dalam memimpin orang lain dan menjadi pemimpin yang disayangi oleh bawahannya. 

Pemimpin yang bersifat servant leaderships selalu saja terbuka dengan membangun komunikasi yang santun dan anti arogansi dengan semua pihak terutama dengan bawahannya. Karena dalam konsep ini bawahan atau pengikut adalah tujuan utama dari kepemimpinannya.

Seorang servant leaderships adalah pemimpin yang terus menerus dang sangat peduli terhadap perkembangan dan dinamika kehidupan dan kebutuhan pengikutnya atau bawahannya, dirinya serta komunitasnya. Sehingga dia selalu saja mengutamakan kepentingan dan kebutuhan para pengikutnya dibandingkan dengan usaha untuk mencapai ambisi pribadi atau personal ambitious dan kepentinya pribadinya semata. Karena dia hadir dan mendedikasikan kepemimpinannya kepada masyarakatnya atau bawahannya dan dia benar benar tulus dalam melayani mereka. 

Pemimpin seperti ini akan selalu dikenang oleh pengikutnya walau dia sudah tidak lagi memimpin bahkan walaupun dia sudah meninggal sekalipun karena seluruh perbuatannya akan menjadi kenangan manis bagi pengikutnya.

Secara spesifik spears mengatakan bahwa seorang servant leaderships  di tandai karakteristik khusus yang membedakan dia dengan pemimpin lainnya. Adapun karakteristik tersebut adalah: 

1. Memiliki kemauan untuk mendengarkan seluruh keluh kesah para pengikutnya sampai pada persoalan persoalan yang bersifat pribadi (listening).

2. Memiliki empathy yang tingi terhadap para pengikutnya atau masyarakatnya (empathy). 

3. Memiliki keinginan untuk menyembuhkan  atau memperbaiki keadaan yang terlanjur buruk (healing). 

4. Memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kewajibannya terhadap para bawahannya atau masyarakatnya (Awareness). 

5. Memiliki komunikasi dan karakteristik persuasive yang baik sehingga huubungannya dengan semua orang sangat baik ( persuasive).

6. Memiliki konsep yang baik terhadap proses pengembangan lembaga yang dipimpinnya (conceptualization). 

7. Memiliki kejelian dan cermat dalam menghadapi setiap persoalan (foresight). 

8. Memiliki tingkat keterbukaan yang tinggi, setiap masalah tidak disembunyikan tapi justeru didiskusikan untu mendapatkan solusi yang terbaik (stewardships). 

9. Memiliki komitmen yang tinggi untuk pengembangan organisasi yang dipimpinnya.

Semua karakteristik tersebut akan  membuat seorang pemimpin dengan gaya servant leaderships menjadik pemimpin tangguh yang dapat membawa organisasi atau lembaga yang dipimpinnya menjadi lembaga yang handal dan seluruh karyawan akan merasa suatu kepuasan dalam bekerja dan akan memberikan hasil kerja yang sangat baik pula. Dan ini tentunya akan bermuara pada pergormance lembaga tersebut. 

Demikian model servant leadership ini saya sharing dengan harapan akan banyak lagi lahir pemimpin pemimpin yang berkarakter servant leaderships. Pemimpin yang melayani dan pemimpin yang dicintai oleh masyarakatnya. Amin ya rabb..

No comments:

Post a Comment

Translate