Tempat Wisata dan Legenda Laut Tawar di Takengon



Legenda Danau Laut Tawar

(Faisal Matriadi)


Ini cerite masa pudaha

tentang gayo negeri antara

ara unok perasin ni jema

jemae taat lagi bijaksana…


wan sara masa mudepet amanah,

munetos kapal i kute mekah,

renye batang kayu ari takengen iemah..


oya le mulo asal kejadien

kati ara lut i kute takengen

Munge nguk ken inget-ingeten

Sa metehe ara sudere si nge lupen…


fmatriadi.id. Gayo, Takengon : Keindahan negeri di atas awan bukan lagi rahasia umum. Daerah ini terus berbenah  menjadi suatu destinasi wisata local dan juga manca negara yang  patut diperhitungkan. Banyak sekali potensi wisata disini dan sepertinya pemerintah setempat telah menyadari betapa pentingnya fasilitas pendukung wisata sebagai penunjang ekonomi bagi masyarakat daerah tersebut sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah kota dingin ini.

Hal ini dapat kita lihat dari berbagai situs wisata yang sangat mudah dijangkau karena fasilitas jalan penghubung yang telah mampu menjangkau objek wisata tersebut baik dengan menggunakan mobil maupun menggunakan sepeda motor. Sebagai dampak positif dari baiknya fasilitas wpendukung wisata tersebut maka pada hari hari libur kita akan melihat banyat sekali wisatawan yang berkunjung ke dataran tinggi dengan sebutan kota dingin ini.

Adapun situs wisata yang sangat terkenal di dataran tinggi gayo tersebut diantaranya adalah sevagai berikut:


1. Danau Laut Tawar

Danau Laut tawar memiliki luas sekitar 5.472 Ha dengan panjang 17 km serta lebar 3.219 km. Danau ini sangatlah luas dan mampu mendatangakan banyak manfaat bagi Suku Gayo sebagai sumber dari kehidupan mereka. Danau Air Laut Tawar juga sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Danau ini juga menyuguhkan pemandangan alam yang menawan dimana ada dua buah bukit hijau disekitarnya. Danau Air Laut Tawar menyimpan kekayaan flora dan fauna dari Aceh. Salah satu jenis ikan yang hanya ada di danau ini adalah ikan depik. Bagi anda yang ingi ke Aceh tengah tentu belum lengkap bila belum sempat mengunjungi Danau Laut Tawar, danau laut tawar ini sangat mudah di akses karena memang manjadi ikon dari Kabupaten Aceh Tengah. Jalan yang semakin mulus serta fasilitas penginapan yang semakin baik tentunya sangat mendukung upaya pemerintah setempat untuk memajukan sector wisata di daerah ini. Bagi anda ingin mengunjungi Danau Laut Tawar maka alamatnya adalah Jl. Takengon – Bintang, Gunung Suku, Kec. Lut Tawar, Kab. Aceh Tengah.


2. Pantan Terong

Pantan Terong adalah sebuah bukit yang sangat tinggi dari atas bukit ini kita dengan leluasa bisa menikmati indahnya panorama Kota Takengon dengan hamparan Danau Laut Tawar serta pegunungan yang hijau tan sangat eksotis. Udaranya yang sejuk dan segar menambah kesan kita sedang berada di alam pegunungan yang asri. Dari puncak Pantan Terong ini mata kita bisa melihat dua kota sekaligus yaitu kota Takengon dan Kota Bener Meriah yang merupakan kota baru hasil pemekaran dari Aceh Tengah.

Bukit ini sangat cocok bagi pengunjung yang menyukai wisata alam. Pantan Terong sendiri ada di atas ketinggian 1.803 dpl dan memiliki hawa udara yang sejuk. Di tempat ini juga pengunjung bisa mencoba menguji adrenalin dengan olahraga Paralayang. Nikmati juga jagung bakar yang sangat segar dan kopi khas dataran tinggi Gayo yang disajikan kepada anda pengunjung Pantan Terong. Pantang Terong ini dapat dijangkau dengan mudah menggunakan mobil atau sepeda motor alamat ada di Ulu Nuih, Kec. Bebesen, Kab. Aceh Tengah.


3. Pantai Menye

Pantai Menye adalah objek wisata yang berlokasi di Seberang Kota Takengon. Pantai ini merupakan salah satu pantai unik yang ada di tepi Danau Laut Tawar. Meski tidak seperti Pantai biasanya, tempat ini menawarkan pemandangan alam dengan lengkungan pantai yang sangat luas. Nama “menye” berasal dari bahasa Aceh yang memiliki arti tempat bermanja. Pantai Menye juga menjadi tempat untuk pacuan kuda tradisional. Di tempat wisata ini pengunjung bisa bermain dengan air sepuasnya sambil menikmati pemandangan alam. Untuk menuju objek wisata Pantai Manja ini, pengunjung dapat melakukan perjalanan dengan jarak sekitar 19 km dari arah utara, dan 26 km dari selatan. Tentunya untuk menempuh lokasi ini anda dapat menggunakan mobil atau sepeda motor, jalannya juga sudah sangat bagus karena kepedulian pemerintah setempat akan pentingny fasilitas pendukung wisata. Pantarletak di Bintang, Kec. Bintang, Kab. Aceh Tengah.


4. Air Terjun Mangaya

Air terjun merupakan objek wisata yang selalu saja menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang suka mandi atau sekedar berendam di air yang segar. Jika anda salah satu diantara pribadi yang senang mandi dan berendam di air terjun maka air terjun mangaya adalah salah satu solusi yang tepat untuk anda. Air Terjun Mangaya berlokasi di Jln. Lingkar Danau Lut Tawae, Desa Mengaya. Air Terjun ini menyuguhkan wisata air yang masih asli dan asri dengan keindahan alam sekitar yang memukau. Bahkan di sepanjang perjalanan menuju air terjun pengunjung Anda akan dimanjakan dengan pemandangan perkebunan kopi di kawasan gayo. Tempat wisata ini sangat cocok direkomendasikan bagi pengunjung yang sangat menyukai keindahan alam dan air terjun yang dingin dan segar.


5. Goa Loyang Koro

Goa Loyang Koro terletak disisi sebelah selatan Danau Laut Tawar. Goa Loyang koro ini menyajikan pesona wisata goa denganpemandangan utamanya adalah gugusan batu stalaktit dan stalakmit yang sangat indah. Goa Loyang Koro merupakan tempat wisata unik nan eksotis yang berlokasi di tepi danau laut tawar Kecamatan Kebayakan, Takengon. Goa ini berada di kaki Gunung Birahpanyang, yang memiliki kedalaman 110 meter. Goa Loyang Koro menawarkan wisata sejarah pada pengunjung.

Menurut legendanya, gua ini adalah jalan menuju isak, dimana para penggembala kerbau membawa ternak mereka. Namun ada juga cerita bahwa goa tersebut adalah tempat persembunyian Sultan Aceh dari pengejaran tentara Belanda dan Portugis. Tetap[ kalau melihat lanscapenya bisa jadi goa ini terbentuk secara alami akibat kikisan air, ini terbukti dengan landscape stalaktit dan stalakmitnya yang masih asri dan tidak terlihat campur tangan manusia dalam pembentukannya.


6. Bur Telege

Bur Telege bermakna gunung telaga, ini bermakna ada sumur diatas gunung. Jika kita mengunjungi Burtelege yang sudah ditata secara apik dengan jalan yang sangat bagus dan sangat mudah untuk dijangkau baik dengan sepeda motor maupun dengan mobil. Tempat wisata Bur Telege ini berlokasi di Kampung Bale. Bur Telege merupakan tempat wisata terbaru yang ada di Aceh Tengah, karena dulunya tempat ini hanyalah sebuah hamparan semak belukar yang berada di tengah hutan pinus. Masyarkat memiliki inisiatif untuk membuat tempat ini menjadi tempat pariwisata. Dan akhirnya sampailah sekarang ini dimana Bur Telege menjadi salah satu destinasi wisata favorit.


Bur Telege menyuguhkan spot-spot yang menarik. Tempat ini juga sering digunakan untuk lokasi tempat hiburan pertunjukan seni. Bur Telege merupakan tempat wisata hutan pinus yang juga disebut negeri di atas awan Takengon. Burtelege sendiri berlokasi di Hakim Bale Bujang, Kec. Lut Tawar, Kab. Aceh Tengah.

7. Buntul Rintis

Destinasi wisata berikutnya adalah Buntul Rintis yang berlokasi di Kampung Tensaren, Kecamatan Bebesan. Buntul Rintis sangat terkenal dengan tempat spot foto yang sangat instagramable, seperti spot kupu-kupu, kincir angin, sepeda gantung, spot sangkar burung dan masih banyak lagi. Untuk pengunjung yang suka berfoto-foto maka objek wisata ini menjadi tempat spesial untuk bahan update di sosial media. Pengunjung yang sering mengunjungi tempat ini adalah anak-anak remaja dari Takengon. Buntul Rintis ini berlokasi: Tensaren, Kec. Bebesen, Kab. Aceh Tengah.

8. Bur Lancuk Leweng.

Bur Lancuk Laweng adalah tempat wisata ini berlokasi di Asir Asir, Laut Tawar. Bur Lancuk Laweng menyuguhkan keindahan alam Aceh Tengah dari atas bukit. Penamaan Lancuk Laweng berasal dari gunung Lancuk Laweng. Pengunjung yang berkunjung ke bukit ini bisa menikmati pemandangan kota Takengon. Pengunjung di Bur Lancuk Laweng bisa melakukan olahraga hiking sembari melihat indahnya pemandangan berserta spot-spot menarik yang ditawarkan. Wisata ini berlokasi di Asir Asir, Kec. Lut Tawar, Kab. Aceh Tengah.

9. Dermaga Lukup Panalam

Dermaga Lukup Panalam merupakan tempat wisata favorit anak muda yang berlokasi di Kampung Dedalu. Dermaga ini dulunya merupakan tempat yang tidak terawat, namun  akhirnya direhabilitasi oleh Pemkab Aceh Tengah sehingga layak untuk menjadi tujuan bersantai. Setelah direhab, Dermaga Lukup Panalam memiliki jogging track dan spot-spot selfie yang sangat menarik. Dermaga ini berdekatan dengan Danau Lut Tawar sehingga pengunjung banyak yang datang karena langsung mengarah kedua tempat wisata sekaligus. Dermaga ini sangat direkomendasikan bagi pengunjung yang senang untuk berolahraga. Bahkan di tempat wisata ini pengunjung bisa bersantai sembari dimanjakan pemandangan yang indah di kawasan sekitar Kecamatan Lut Tawar.

Bagi teman teman yang penasaran dengan legenda Danau Laut Tawa berikut adalah ceritanya yang saya kutib dari situs resmi Pemerintah Aceh Tengah, begini legendanya :

KONON dahulu kala ada sebuah desa yang tersembunyi di atas gunung. Gunung-gunung melengkung memagari wilayah tersebut. Hasil alam yang berlimpah ruah, masyarakatnya hidup serasi dengan alam. Tersebutlah dataran Gayo, dataran tinggi di mana kemakmuran melingkupi penduduknya. 

Dahulu di daerah ini, ada sebuah kolam kecil di tengah hutan yang luas lagi lebat yang di dalamnya hanya hidup beberapa ikan saja. Airnya memancar keluar dari dalam tanah seperti air yang mendidih sangat jernih sekali, sehingga seluruh hewan yang menghuni hutan tersebut sangat suka meminum air dari kolam itu. Bukan saja hewan yang acap datang ke kolam itu,  bidadari dari kayangan pun konon sering mengunjungi kolam tersebut untuk sekedar mandi sambil bermain dan bercanda sesama mereka. Menurut cerita, Putri Bensu adalah salah satu nama dari bidadari tersebut yang turut mandi bersama dengan kakak-kakaknya sambil berluluran di atas batu besar yang ada di tepi kolam. Sementara di sebelah bebatuan yang besar lainnya biasanya ada seorang pemuda bernama Malim Dewa yang selalu meniup seruling dengan merdunya untuk memikat hati sang bidadari terutama Putri Bensu. Setelah mandi para bidadari ini akan kembali ke langit yang lebih dikenal dengan nama Negeri Antara.

Di pinggiran kolam yang jernih ini pun tumbuh sebatang pohon yang sangat besar batangnya, banyak buahnya serta rimbun daunnya. Tempat  dimana segala jenis binatang yang hidup di hutan tersebut untuk berteduh dari teriknya matahari dan derasnya hujan sambil beristirahat sejenak setelah melalang buana mencari makanan, sekaligus tempat menghilangkan rasa dahaga karena kolam tersebut airnya sangat jernih serta berada tepat di samping pohon besar. Begitu pun dengan burung-burung yang bermain dari cabang satu ke cabang yang lainnya lagi sambil mencari makanan di atas pohon kayu yang besar tadi. Mereka memakan buahnya sembari mencari ulat-ulat kecil yang merayap di atas cabang serta daunnya yang rimbun sebagai makanan tambahan. Tidak hanya ada pohon besar itu di pinggir kolam tersebut, tumbuhan lainpun hidup subur mengelilingi kolam walau memang tidak sebesar pohon yang satu itu.

Pada zaman itu hiduplah seorang  ulama yang sangat disegani dan sangat di hormati oleh masyarakat Gayo karena keta’atannya dalam beribadah, arif dalam mendudukkan perkara lagi bijaksana dalam bersikap, ulama ini  bernama Aulia. Sang Ulama memiliki ciri badan yang sangat berbeda dari manusia sekarang, beliau berbadan sangat besar dan tinggi, memiliki langkah kaki yang sangat lebar, tidaklah seberapa tingginya gunung-gunung yang menjulang di muka bumi serta dalam, panjang dan luasnya lautan di samudra. Seperti itulah kira-kira besar badannya, luas langkahnya, hanya khayalan kita saja yang bisa menyimpulkannya. Sehingga sang Ulama di juluki dengan nama Unok . Sampai sekarang julukan Unok masih melekat di antara masyarakat Gayo. Biasanya diberikan kepada mereka yang berbadan besar, tinggi dan mempunyai langkah kaki yang lebar.

Ketaatan Sang Unok dalam beribadah kepada Allah SWT menjadi tauladan di dataran tinggi Gayo. Banyak kabaran mengatakan kalau Unok sering terlihat di tanah suci untuk beribadah apalagi ketika hari Jum’at tiba beliau selalu mengerjakan shalat Jum’at di Mekkah, sehabis mandi beliau mengenakan pakaian yang sangat bagus lagi bercahaya harum pula wangi tubuhnya padahal jarak Mekkah dan Gayo sangat lah jauh bila di ukur dengan angka-angka skala, tetapi tidak bagi Unok dengan sekejap mata beliau bisa sampai di Mekkah. Unok tidak berlama-lama berada di Mekkah, sehabis melaksanakan kewajibannya menunaikan ibadah beliau langsung kembali lagi ke dataran tinggi Gayo, tak pernah ada yang mengetahui dengan cara apa beliau bisa sampai di Mekkah, atau mahluk apakah yang beliau tunggangi. Mungkinkah Unok mengendarai Burak seperti kendaraan Nabi pada saat pergi menuju Sidratul Muntaha, atau mungkin beliau terbang, karena belum pernah ada yang melihat secara langsung. Namun menurut kabaran beliau biasanya hanya berjalan kaki menuju ke Masjidil Haram.


Pada suatu hari yang mana menurut penanggalan sebagai hari serta bulan yang baik, turunlah sebuah ilham atau amanah kepada Sang Ulama bahwa nanti suatu hari akan turun cobaan dari Allah SWT kepada seluruh mahluk hidup yang ada di bumi untuk menguji siapa-siapa saja yang beriman dan siapa-siapa yang tidak di antara mereka. Apabila dia beriman maka dia akan selamat dari cobaan ini karena memegang teguh amanat atau perintah Tuhan, sementara yang tidak, pasti akan mendapat azab dariNya karena ingkar serta durhaka terhadap perintahNya. Cobaan yang maha dahsyat itu berupa banjir besar yang akan menenggelamkan semua yang ada di bumi baik daratan maupun gunung-gunung yang tinggi sekalipun. Semua akan ikut tenggelam saat air itu datang, dunia akan tergenang bak lautan yang luas.

Dalam ilham tersebut Unok diperintahkan untuk membuat sebuah perahu yang sangat besar agar bisa melindungi dan menyelamatkan mahluk hidup yang beriman. Di dalam perahu itulah nanti seluruh mahluk hidup akan tinggal sementara, makan dan minum serta bisa mengangkut bekal makanan karena tidak ada yang mengetahui sampai kapan banjir itu akan surut atau berhenti. Entah berapa bulan atau mungkin berbilang tahun. Perahu besar pun harus segera di buat dan akan diletakkan di sebuah tempat yang berdekatan dengan Mekkah.

Pada hari baik, setelah ada kesepakatan untuk membuat perahu yang besar, mulailah Unok dan orang-orang yang percaya akan alamat ilham Sang Unok mengumpulkan perkakas dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat perahu besar tersebut. Pohon-pohon mulai di tebang, tali tambang mulai di rajut. Membuat perahu yang besar di perlukan pohon yang besar serta banyak pula, maka Unok memutuskan untuk memilih batang pohon besar yang ada di samping kolam ikan di tengah hutan. Dengan segera mulailah Unok menarik kuat batang pohon tersebut karena memang sangat besar dan berumur sangat tua. Unok hampir kehabisan tenaga namun terus menarik batang pohon tersebut, begitu kuatnya Unok menarik hingga batang pohon tersebut tercabut beserta dengan akar-akarnya yang mengurat dalam di tanah. Setelah batang pohon besar tadi berhasil di cabut oleh Unok maka ia membawanya dengan cara menyeret ke  tanah sampai ke tepi pantai Laut Aceh dan meneruskanya hingga menyeberangi lautan yang luas sehingga hampir mendekati Mekkah. Bekas akar pohon besar tadi yang tanahnya terbongkar sehingga membentuk lubang yang sangat besar serta sangat dalam, lama-kelamaan air kolam memenuhi lubang tersebut, airnya pun semakin hari semakin banyak hingga kolam tersebut berubah menjadi danau yang dikenal dengan nama Danau Laut Tawar dan kabarnya bekas batang pohon besar yang diseret Unok itu kini telah menjadi Arul (sungai) yang bernama sungai Peusangan yang mengalirkan air dari Danau Laut Tawar menuju pesisir Aceh saat ini.(irwanputra88[at]gmail.com).


No comments:

Post a Comment

Translate