SITUASIONAL LEADERSHIPS

                             foto by Tami 

fmatriadi.id. Lhokseumawe Aceh Indonesia.Dewasa ini perkembangan knowledge of leaderships atau ilmu kepemimpinan terus berjalan sangat cepat. Kehadiran organisasi yang semakin dinamis akibat kemajuan tekhnolgi menjadikan pola kepemimpinan konvensional semakin ditinggalkan dan generasi millennial semakin bergerak ke model kepemimpinan digital ataupun digital leaderships. Hal ini merupakan suatu kewajaran karena problematika dunia dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dan ruang lingkup bisnis yang semakin tak berbatas zona menjadikannya sulit untuk dikendalikan dengan model kepemimpinan konvensional dan tradisional. Sehingga kepemimpinan digital menjadi solusi yang paling tepat jika kita ingin terus berlaari sesuai zaman. Terlepas dari itu semua pada kesempatan ini saya akan membahas tentang bagaimana konsep kepemimpinan situasional yang ditandai dengan gab kemampuan antara pemipin dan anggota yang dipimpinnya.

Model kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan tinggi dan perilaku dukungan rendah. Dalam kepemimpinan situasional pemimpin memiliki peran sentral dalam proses pengambilan keputusan sementara keterlibatan pengikut dalam pengambilan keputusan sangat dibatasi.

Dalam konteks ini pemimpin mengambil keputusan dan memberitahukan keputusan dan mengarahkan bawahan melalui instruksi yang ketat dan juga kontrol yang ketat. Mereka menetapkan dengan rinci mengenai apa, bagaimana, dan kapan tugas-tugas harus diselesaikan oleh bawahan tanpa dibolehkan suatu bantahan semua keputusan yang dibuat oleh pimpinan. .

Dalam model kepemimpinan seperti ini, dukungan pemimpin terhadap anggota sangat rendah dan nyaris tidak ada ruang bagi inisiatif dan kreativitas bagi bawahan. Kepemimpinan ini menekankan pendekatan top-down, komunikasi satu arah, dan pengawasan atasan secara langsung terhadap pekerjaan. Model ini lebih dekat dengan gaya otokratik dan otoriter yang sangat terkenal dimasa lalu.

Sebenarnya model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana terdapat gab kemampuan atau kompetensi antara pimpinan dengan bawahan. Dalam hal ini pemimpin memiliki kompetensi yang sangat tinggi sementara anggota tim memiliki kompetensi (pengetahuan/keterampilan) rendah, termasuk juga dan motivasi rendah untuk mengambil tanggung jawab. Karena itu, dibutuhkan pendekatan manajemen mikro yang lebih ketat dengan patron keputusan semuanya terletak pada pimpinan atau leader-directed dan semua arahan datangnya satu arah dari atas kebawah secara terstruktur.

Dalam model kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan tinggi dan perilaku dukungan tinggi. Namun jika dukungan dari bawahan ke atasan rendah maka model ini sulit bias berjalan. Pemimpin masih memegang peran sentral dalam pengambilan keputusan, namun ia juga memberikan dukungan penuh terhadap anggota tim, membantu membangun kepercayaan diri mereka, dan menyediakan bimbingan dalam menjalankan pekerjaan. Semua ini harus bermuara pada kekuatan dan kompetensi pemimpin yang kuat dibandingkan anggotanya.

Pemimpin situasional menyampaikan keputusan kepada anggota tim dan menjelaskan alasan mengapa keputusan tersebut penting, disini pemimpin serta memastikan agar setiap orang memahami dan menerima keputusan tersebut dengan baik ddan akan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab tanpa ada bantahan. Walaupun terdapat komunikasi dua arah namun sebenarnya arah komunikasi dari atas kebawah lebih mendominasi dalam komunikasi. Dalam komunikasi dua arah yang dikembangkan pemimpin juga terkadang mendengarkan bawahan, namun kendali pengambilan keputusan tetap berada di tangan pemimpin secara mutlak. 

Jika kita mencermatinya dengan seksama maka moodel kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi rendah namun punya motivasi dan kepercayaan tinggi untuk mengambil tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini masih bersifat leader-directed. Bawahan memiliki motivasi tinggi untuk mengikuti segala arahan dari pimpinan karena keyakinannya akan kemampuan dan integritas dari pemimpim. Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan rendah dan perilaku dukungan tinggi. Pemimpin sedikit memberikan instruksi dan lebih banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada anggota tim. 

Namun dalam situasi global semestinya model ini tidak terjadi lagi karena adanya kualitas kompetensi yang merata antara pemimpin dengan bawahan bahkan dizaman yang sangat digital sekarang sangat memungkin seorang bawahan jauh lebih berkompetensi disbanding atasannya.


Salam leaderships.


No comments:

Post a Comment

Translate