Mengelola Air Bersih dan Limbah untuk Kota Lhokseumawe (Belajar dari Belanda untuk Mengelola Air Bersih dan air limbah)



 Impian Menyediakan Air Bersih untuk Kota Lhokseumawe

(Belajar dari Belanda untuk Mengelola Air Bersih dan air limbah)

Dr. Faisal Matriadi, SE.,M.Si


fmatriadi.id. Lhokseumawe : Saya adalah seorang akademisi yang tidak suka mengkritik orang lain apalagi pemerintah atau pemimpin. Untuk setiap persoalan yang ada dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan masyarakat yang belum memadai saya lebih tertarik untuk memberikan solusi dibandingkan berteriak teriak keras yang tidak memberikan manfaat terhadap penyelesaiaan suatu persoalan dan justeru dapat menimbulkan persoalan baru.

Tulisan kali Ini merupakan sambungan tulisan saya yang lalu tentang bagaimana membangun kota Petro Dollar menjadi liveable city atau kota yang nyaman dihuni oleh warganya dan nyaman bagi para pengunjung yang datang ke kota ini. Kali ini kita akan membahas bagaimana seharusnya membangun prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan warganya, tulisan ini dapat juga menjadi pedoman bagi pemerintahan yang lebih tinggi misalnya pemerintah di tingkat provinsi dan bisa juga menjadi advice bagi pemerintah pusat dan tentunya dapat menjadi pelajaran bagi para stakeholder air bersih.

Nah kenapa kita harus belajar pada Belanda tentang persoalan menggelola air bersih? Jawabannya adalah karena Belanda merupakan Negara yang paling baik dalam pengelolaan air bersih, dan saya ingin memberikan yang terbaik kepada kota Lhokseumawe yang kita cintai ini. Belanda tidak hanya memanfaatkan kecanggihan bendungan dan kincir angin saja dalam mengelola air. Belanda mempunyai sistem eco-drainage (diterjemahkan ekodrainase) yang sangat ramah lingkungan. Eco artinya ekologi yaitu hal berkaitan dengan alam, sedangkan drainase adalah “mengalirkan”. 

Selain mampu berkontribusi mengurangi peluang banjir, sistem ini mampu menjaga kualitas air. Ekodrainase berasal dari pemikiran eco-hidrology yang pertama kali dikenalkan tahun 1982 oleh peneliti Belanda, Van Wirdum. Pada dasarnya ia ingin menemukan keterkaitan antara unsur air dengan unsur vegetasi. Bertahun-tahun kemudian pemikiran ini berkembang menjadi sebuah sistem kelola air ramah lingkungan.

Implementasi ekodrainase ini dapat dilihat di Utrecht. Air hujan yang turun (English: stormwater) dipilah menjadi 2 yaitu air yang dianggap kotor dan air yang dianggap bersih. Air yang dianggap bersih itu contohnya air hujan yang mengalir dari atap rumah, sedangkan air kotor itu air yang jatuh dari permukaan jalan apalagi jalan yang penuh kendaraan bermotor. Air yang tergolong bersih tadi dialirkan ke suatu tanah rerumputan yang bernama “wadi”. Di sana air disaring rerumputan sehingga dapat langsung terserap ke dalam tanah. Pemerintah Utrecht sadar bahwa tidak semua air harus langsung dialirkan ke kanal dan sungai kemudian ke laut. Volume air buangan mengalir (run-off) harus dikurangi agar tidak terlalu membebani sistem bendungan di tepi laut.

Belanda menyediakan pasokan air dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang pantas untuk seluruh warganya. Belanda mengkonsumsi air termasuk yang paling rendah di negara maju yaitu 128 liter per kapita per hari dan kebocoran air di jaringan distribusi termasuk yang terendah di dunia yang hanya 6%.

Beberapa lembaga bertanggung jawab untuk menyediakan layanan air dan sanitasi: 10 perusahaan daerah air minum menyediakan air minum, 431 kotamadya bertanggung jawab atas saluran pembuangan, dan 21 badan air mengolah air limbah. Dua Kementerian berbagi tanggung jawab untuk pembuatan kebijakan di sektor ini. Sejumlah besar lembaga pengetahuan, LSM, dan dua asosiasi bisnis - VEWIN mewakili kepentingan perusahaan air dan UVW mewakili dewan air - melengkapi lanskap kelembagaan di sector air Negara Belanda.

Faktor  menarik dari sektor air Belanda adalah sistem benchmarking kinerja untuk perusahaan air yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997, yang telah menginspirasi upaya serupa di negara-negara Eropa lainnya.  Belanda mengeluarkan undang-undang pada tahun 2004 yang melarang penyediaan air oleh sektor swasta. Namun, meskipun perusahaan air itu sendiri tetap dimiliki publik, mereka mengontrak banyak layanan - seperti layanan pelanggan dan perbaikan - ke sektor swasta. Artinya pengelolaan air bersih di sana sama seperti di Negara kita yaitu dikelola oleh Negara melalui badan badanya yang terkait. Apa kelebihan belanda dalam mengelola air dan sanitasinya berikut gagasan yang telah mereka terapakan:

1. Akses dan Kualitas Layanan

Negara Belanda memiliki akses universal terhadap suplai air dan sanitasi dengan kualitas yang sangat baik. Jaringan air minum dalam kondisi yang baik sehingga air yang diolah biasanya tidak perlu diklorinasi untuk mencegah kontaminasi ulang di jaringan, sehingga air mencapai konsumen tanpa rasa atau bau klorin. Akses yang baik tentu ketelitian dalam perencanaan pemipaan dan komitmen yang tinggi untuk menyediakan air bersih kepada penduduknya. Mereka menggunakan material material kelas satu untuk kebutuhan pengelolaan air bersihnya baik pipa bahkan sampai mesin mesin pompa dan sarana pendukung lainnya semua berkualifikasi tinggi dan tidak menggunakan material rendahan, karena mereka tahu betapa pentingnya air bersih bagi penduduknya.

 2. Sumber Daya air dan Penggunaan air

Dinegara Belanda 60% air minum berasal dari air tanah, terutama di bagian timur Belanda. 40% sisanya berasal dari air permukaan, terutama di Barat di mana utilitas air memompa dari Rhine dan Meuse karena air tanahnya payau. Pemerintah mendorong penggunaan air permukaan dengan memungut retribusi pengambilan air tanah. Rata-rata penggunaan air kota termasuk yang terendah di negara maju, yaitu hanya 128 liter / kapita / hari pada tahun 2004. 96% penggunaan air diukur dan sebagian dari tagihan mereka - biasanya sekitar setengah - didasarkan pada konsumsi aktual.  

3. Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

Jika kita ingin melihat infrastruktur pemipaan maka di Negara Belanda terdapat 116.000 km pipa air di Belanda. Tentu dengan jumlah pipa tersebut mampu mengaliri seluruh rumah warga Negara Belanda, sehingga seluruh pelosok negeri mampu dijankau oleh pipa air bersih. Tentunya panjangnya jalur pipa tersebut tidak terlalu panjang maklum Negara Belanda bukanlah Negara yang luas. Namun ketelitian ketekunan dan komitmen mereka dalam merancang pemipaan ditambah dengan dukungan moral yang tinggi menjadikan system air bersih Negara ini menjadi yang terbaik di dunia.

4. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Air Bersih. 

Di Belanda terdapat Sepuluh perusahaan daerah air minum memiliki lebih  6.000 karyawan tetap yang setara. Itu hanya karyawan tetap saja yang bekerja pada perusahaan pengelola air bersih dan belum termasuk termasuk karyawan sektor swasta yang bekerja untuk perusahaan yang mendapat kontrak layanan dari perusahaan air tersebut. Mereka juga tidak termasuk pegawai kotamadya yang bekerja di saluran air limbah. Sekitar 11.000 orang bekerja di papan air. Ini belum lagi jumlah karyawan yang mereka gunakan untuk mengoperasikan dan memelihara instalasi pengolahan air limbah. Karena selain air bersih mereka juga mengelola air limbah, artinya air limbah juga ditata dengan baik agar kehidupan masyarakatnya betul betul nnyaman.

5. Reformasi Air Bersih di Belanda

Pada awalnya terdapat sangat banyak peerusahaan pengelola air bersih di negeri Belanda sebelum kemudian dilakukan konsolidasi secara menyeluruh. Pada tahun 1945, sektor air Belanda sangat terfragmentasi dengan lebih dari 200 perusahaan air. Jumlah mereka secara bertahap menurun menjadi 10 perusahaan dalam lima dekade kemudian. Salah satu alasannya adalah peralihan dari air tanah ke air permukaan, dan kebutuhan untuk membangun instalasi pengolahan yang padat modal dan relatif kompleks yang membutuhkan kerja sama dari banyak kota. Alasan lain adalah bahwa pemerintah pusat mendorong pembentukan perseroan terbatas publik yang lebih besar melalui undang-undang yang diberlakukan pada tahun 1975. Namun, sejak tahun 1990-an konsolidasi tidak didorong oleh pemerintah, melainkan oleh keinginan perusahaan air itu sendiri untuk mencapainya. skala ekonomi dan menjadi "kompetitif" di pasar Eropa yang lebih liberal.

Sejak tahun 1997, perusahaan air Belanda telah terlibat dalam latihan sukarela untuk membandingkan kinerja mereka satu sama lain, untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan transparansi. Awalnya, benchmarking dilakukan untuk mencegah usulan pemerintah oleh Kementerian Urusan Ekonomi untuk membentuk badan pengatur mengikuti model Inggris . Kemudian, ketika badan pengatur tidak terwujud, pembandingan dilakukan lebih dan lebih untuk keuntungan intrinsiknya. Latihan benchmarking Belanda mencakup empat bidang: kualitas air; layanan; lingkungan Hidup; dan keuangan dan efisiensi. Program benchmarking Belanda adalah latihan benchmarking nasional pertama di sektor suplai air di benua Eropa. Sejak itu telah menginspirasi latihan benchmarking air dan sanitasi serupa di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Denmark, Finlandia, Norwegia, Swedia dan Jerman. Sebagian besar dari latihan ini dikoordinasikan sejak 2004 dalam Kerja Sama Tolok Ukur Eropa Utara.

Berkaitan denga formasi tersebut ada baiknya pola yang sama juga diterapkan dalam pengelolaan air bersih di tanah air, hal ini menyangkut dengan skala ekonomis. Ada baiknya perusahaan air bersih dikurangi dan dimerger sehingga di dapatkan skala produksi dan pengelolaan yang ekonomis. Misalnya untuk Aceh sebaiknya hanya ada satu perusahaan pengelola air bersih dimana kabupaten dan kota hanya di buka cabang cabang dari satu pengelola air bersih tersebut saja. Bukan seperti sekarang hampir semua kabupaten/kota memiliki perusahaan pengelola air bersi tapi hampir semua kabupaten/kota di Aceh bermasalah dalam pengelolaan air bersihnya.

Di Belanda pemerintaj juga mengeluarkan undang-undang yang melarang perusahaan milik swasta untuk menyediakan layanan air minum kepada publik. Undang-undang tersebut merupakan tindak lanjut dari makalah pemerintah tahun 1997 yang menjelaskan bahwa konsesi air minum hanya akan diberikan kepada perusahaan milik pemerintah. Ini telah diperkenalkan pada tahun 2000 oleh Menteri Lingkungan Belanda pada saat itu (1998–2002), RUU tersebut hanya mencakup penyediaan air minum untuk rumah tangga, bukan saluran air limbah dan pengolahan air limbah. Karena hampir semua perusahaan air di Belanda adalah perusahaan publik dan mereka mengontrakkan banyak layanan kepada sektor swasta, yang diizinkan oleh undang-undang, undang-undang tersebut tidak memiliki konsekuensi praktis.

6. Penyediaan air dan Sanitasi

Tanggung jawab di sektor air minum dan sanitasi Belanda tersebar di sejumlah lembaga di berbagai tingkat agregasi regional dan dengan fungsi tertentu. Pada tingkat nasional, dua kementerian berbagi tanggung jawab untuk sektor ini, dan tidak ada badan pengatur otonom seperti yang terjadi di Inggris, negara bagian AS atau Portugal. Di tingkat daerah terdapat 10 perusahaan air minum yang bertanggung jawab atas penyediaan air minum dan 27 badan air yang bertanggung jawab di bidang pengolahan air limbah, antara lain. Di tingkat lokal, kotamadya bertanggung jawab atas saluran air limbah. Lembaga pengetahuan dan LSM berperan aktif di sektor ini. Meskipun sektor ini mungkin tampak terfragmentasi secara kelembagaan, kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan biasanya kuat, meminimalkan friksi dan konflik.

7. Kebijakan dan Regulasi

Kerangka hukum sektor air Belanda terdiri dari Undang-Undang Pasokan Air tahun 2005 dan Keputusan tentang Pasokan Air yang sesuai, serta Undang-Undang Dewan Air tahun 1995. Dalam pemerintahan, dua kementerian berbagi tanggung jawab untuk sektor ini. Kementerian Perumahan, Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan (disebut VROM, menggunakan akronim belandanya) bertanggung jawab atas pasokan air dan mengatur kesehatan masyarakat. Kementerian Perhubungan, Pekerjaan Umum dan Manajemen Air bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya air. Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum dan Pengelolaan Air ( Rijkswaterstaat ) bertanggung jawab atas kebijakan sumber daya air dan pengelolaan air permukaan, seperti IJsselmeer , dan sungai Rhine dan Maas , bekerja sama dengan Dewan Air (lihat di bawah). Inspektorat Kementerian Transportasi, Pekerjaan Umum dan Manajemen Air bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap peraturan.

Dewan air ( Waterschappen ) adalah lembaga utama yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya air di Belanda. Mereka adalah otoritas publik terdesentralisasi dengan kepribadian hukum dan sumber daya keuangan mereka sendiri. Papan air didasarkan pada Konstitusi Belanda. Tanggung jawab mereka diuraikan dalam Water Boards Act of 1995. Dewan air bertanggung jawab atas pengendalian banjir, pengelolaan sumber daya air regional (kuantitas dan kualitas) dan pengolahan air limbah perkotaan. Papan air tertua berasal dari abad ke-13, menjadikannya struktur demokrasi tertua di Belanda. 

Organisasi payung dewan air adalah Asosiasi Dewan Air Belanda ( Unie van Waterschappen ). [4] Banyak dewan air mengontrakkan layanan ke sektor swasta, seperti melalui kontrak DBFO (Desain, Bangun, Keuangan, Operasikan) untuk instalasi pengolahan air limbah yang melibatkan operasi swasta untuk jangka waktu 30 tahun. [9]

Sementara di Ibukota Belanda yaitu Amsterdam dibentuk suatu badan yang diberi nama Waternet Dalam kasus Amsterdam, perusahaan air minum setempat dan DWR Dewan Air setempat bergabung pada Januari 2006 untuk membentuk Waternet, sehingga membentuk perusahaan air dan sanitasi terintegrasi pertama di Belanda. Sehingga pengelolaan air dan sanitasi dikelola secara terintegrasi.

8. Lembaga Riset dan Teknologi.

Untuk memecah berbagai persoalan yang dihadapi terkait pengelolaan air bersih Negara Belanda menerapkan system kerjasama yang terintegrasi dengan beberapa lembaga pendidikan dan riset. Institut Penelitian Siklus Air adalah koordinator dan pelaksana utama program penelitian bersama untuk perusahaan air Belanda , De Watergroep dari Belgia, dan Vewin. Tidak ada tempat lain di dunia ini di mana perusahaan air bekerja begitu erat satu sama lain dan dengan lembaga pengetahuan mereka. KWR berasal dari Kiwa , didirikan pada tahun 1948. Pada tahun 2006, Kiwa Water Research menjadi entitas independen, dengan perusahaan air Belanda (dan pada tahun 2016 De Watergroep di Belgia) sebagai pemegang sahamnya. Pada tahun 2008 berubah nama menjadi KWR Watercycle Research Institute.  

Menurut Jaringan Informasi Air Belanda, Belanda telah "mengembangkan infrastruktur pengetahuan yang koheren di sektor air, yang terdiri dari pusat penelitian pemerintah dan swasta, lembaga teknologi dan pendidikan (seperti Alterra, UNESCO-IHE, ITC, Deltares) dan beberapa universitas" . Lembaga-lembaga ini melakukan berbagai penelitian dasar dan terapan, dari teknik hidrolik hingga pengelolaan air terintegrasi. Lembaga ini telah menjalin hubungan dekat dengan perusahaan sektor swasta yang berorientasi internasional. Lembaga tersebut “telah membangun jaringan dan pengalaman yang cukup banyak dalam masalah yang berhubungan dengan air di tingkat internasional”. Pembelajaran di luar negeri juga telah berhasil diterapkan di Belanda. Misalnya, hasil penelitian tentang proses alami sistem perairan yang tidak terganggu (yang sekarang jarang ditemukan di Belanda), digunakan sebagai titik acuan untuk pemulihan ekologis sistem air.  

9. Peran Organisasi Non-Pemerintah (NGO/LSM)

Masih menurut Jaringan Informasi Air Belanda, banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Belanda yang bergerak di bidang air “memiliki basis kelembagaan dan keuangan yang kokoh, serta fokus internasional”. Mereka berpartisipasi dalam organisasi PBB, sesi Forum Keanekaragaman Hayati Global (dengan masukan dari Serikat Konservasi Dunia, IUCN), Biro dan Konvensi Ramsar, dan Forum Air Dunia. LSM internasional Wetland International dan Bird Life International berbasis di Wageningen . Kehadiran mereka “tidak hanya membantu meningkatkan interaksi antara kementerian Belanda, lembaga pengetahuan dan LSM, tetapi juga memperkuat efektivitas dan cakupan strategi perlindungan Belanda”. [12]

10. Efisiensi

Menggunakan indikator yang sudah mapan untuk efisiensi operasional teknis dari perusahaan air, perusahaan air Belanda sangat efisien. Misalnya, menurut asosiasi penyedia air Belanda, kehilangan kebocoran di bawah 6%. Menurut sumber yang sama, jumlah karyawan per 1.000 sambungan (hanya air, tanpa sanitasi) kurang dari 1. Kedua angka ini termasuk yang terendah di dunia.

11. Aspek keuangan

Tarif . Menurut perusahaan konsultan NUS, tarif air rata-rata untuk lima kota terbesar di Belanda pada tahun 2007 untuk konsumsi bulanan 10m³ sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional yang ditunjukkan oleh VEWA, pada € 1,77 / m³. Tarif sanitasi rata-rata adalah € 2.09 / m³. Tarif total air dan sanitasi € 3,87 / m³. Menurut studi tersebut, itu adalah tarif tertinggi ketiga di antara 11 negara Eropa yang termasuk dalam studi tersebut setelah Jerman dan Denmark. Menurut VEWIN, asosiasi perusahaan air minum, tarif air rata-rata untuk semua kota di Belanda pada tahun 2008 sedikit lebih rendah pada € 1,49 / m³ tetapi tanpa sanitasi. Ini termasuk € 0,20 / m³ pajak air keran dan PPN , retribusi air tanah provinsi, distribusi dan penggantian konsesi. Tarif bervariasi antara € 1,17 dan € 2,01 per m³. Struktur tarifnya binomial dengan porsi tetap dan porsi variabel. Tarif dapat bervariasi dalam wilayah layanan perusahaan air, bergantung pada biaya lokal. Asosiasi Air Internasional memperkirakan bahwa tagihan air perumahan rata-rata di Belanda untuk konsumsi 200m³ per tahun pada tahun 2007 adalah € 250,00.

12. Retribusi air dan pengolahan air limbah . 

Water board memiliki wewenang untuk memungut pajak dan membiayai kegiatan mereka sebagian besar dengan pendapatan dari pajak ini. Tiga pajak utama yang dikenakan oleh dewan air adalah biaya untuk perlindungan banjir, biaya pengelolaan sumber daya air, dan pajak polusi air untuk pengolahan air limbah. Pungutan pencemaran didasarkan pada prinsip bahwa pencemar harus membayar pencemaran yang ditimbulkannya. Setiap rumah tangga di Belanda membayar retribusi polusi. Perusahaan dan organisasi membayar tarif yang terkait dengan kuantitas dan komposisi air limbah mereka. Pendapatan dari pajak ini menyediakan anggaran sebesar € 1,9 miliar pada tahun 2004. Total biaya pada tahun yang sama diperkirakan sekitar € 2,3 miliar, termasuk bagian untuk pengolahan air limbah. Rata-rata sekitar 95% dari semua biaya investasi tahunan dan biaya pengelolaan dan pemeliharaan oleh Dewan Air ditanggung oleh pendapatan mereka. 


Tulisan ini saya kutip dari berbagai sumber untuk kemaslahatan masyarakat. salam


No comments:

Post a Comment

Translate