Adee Kak Nah Vs adee Kak Meutia


fmatriadi. Id. Meureudu Pijay. Bagi anda yang suka melakukan perjalanan ke suatu daerah tentu belum lengkap jika belum menikmati kuliner khas yang ada di daerah tersebut atau belum lengkap juga jika belum membeli oleh oleh khas daerah tersebut untuk dibawa pulang sebagai oleh oleh bagi keluarga atau sahabat terdekat. 

Demikian juga jika sahabat melakukan perjalanan atau hanya sekedar melintas ke Meureudu Pidie Jaya, tentu belum lengkap jika belum menikmati adee yang merupakan makanan khas daerah ini. Secara umum adee terbagi dua yaitu adee tepung dan adee ubi. Keduanya emiliki citarasa yang berbeda namun tetap khas dan gurih. Melihat dari namanya adee tepung sudah pasti terbuat dari bahan dasar tepung, tambah santan kelapa dan benerapa jenis bahannlainnya sedangkan adee ubi sudah pasti berbahan dasar ubi. 

Saat ini adee banyak dijual dipinggir jalan yang membuka counter sepanjang jalan mulai dari jembatan Meureudu sampai dengan simpang empat Meureudu. Sehingga makanan adee ini menjadi sangat terkenal bagi masyarakat Aceh. Bahkan ada juga counter yang dibuka di benerapa daerah lain seperti Banda Aceh.

Jika kita melihat kebelakang perjalanan adee sehingga menjadi terkenal tak terlepas dari usaha keras dua sosok wanita pekerja keras yang ada di Meureudu yaitu Kak Meutia dan Kak Nah. Dalam satu versi pengakuan masyarakat disekitar Meureudu dan juga pengakuan keluarga Kak Meutia, sebenarnya kak Meutialah yang lebih awal berjualan adee ini, kemudian disusul oleh kak Nah dan beberapa pengusaha adee lainnya. 

Namun kekinian omzet Kak Nah jauh lebih besar dibanding Kak Meutia. Hal ini desebabkan kak Nah sudah membuka banyak sekali counter disepanjang jalan bahkan namanya menjadi ikon seakan akan adee kak nah adalah yang paling enak. Demikian juga dalam cara memasaknya adee kak nah juga sudah menggunakan oven. 

Sementara adee kak Meutia masih tetap menjaga pola tradisional dann tetap mengandalkan memasak adee dengan menggunakan sabut kelapa kering sebagai bahan bakar. 

Namun secara umum jika kita melihat kedua jenis adee baik tepung maupun ubi, baik adee kak nah maupun adee kak Meutia belum melakukanan diversifikasi produk. Artinya hanya fua jenis adee saja yang mereka pasarkan yaitu ade tepung dan adee ubi. Agar lebih menarik dan tidak menjenuhkan sudah seharusnya jenis adee ini dilakukan diversifikasi, misalnya adee ketelaa, adee  nangka, adee durian, adee boh gadong,  adee talas dan berbagai jenis adee lainnya agar lebih menarik dan bervariasi. 

Demikian juga bentuk, model, ukuran dan kemasan serta jaringan pemasaran sudah saatnya dikembangkan agar dapat lebih agrsif dalam menjangkau pasar yang sangat potensial bukan hanya di sekitar Pijay dan Aceh, bahkan bisa sampai keberbagai daerah maupun propinsi lain. 

Demikian sekedar sharing penda pat falam. Memajukanberbagai produk lokal agar tidak tergerus oleh masa dan ter gerus olehnproduk dari daerah lain yang semakin menggurita. Selanjutnya baginpengusaha lain dapat juga mulai mengemas usaha kuliner lainnya seperti apam dengam gaya yang lebih moderen sehingga nantinya bisa lahir "Apam Kak Cut" Yang enak, wangi dan legit dan menjadi ikon juga dalam tatanan kuliner tradisional Pijay. 

Gambar: Dapur tradisional Adee Kak Meutia 
                Berbahan bakar sabut kelapa. 



No comments:

Post a Comment

Translate