Suatu Pemikiran : Pemimpin Ideal untuk Kota Lhokseumawe

Suatu Pemikiran :

Pemimpin Ideal untuk Kota Lhokseumawe

Ass  Prof. Dr. Faisal Matriadi , SE.,M.Si.

                                                                

fmatriadi.id. Lhokseumawe :  Pilkada Kota Lhokseumawe memang belum pasti kapan akan dilaksanakan, karena momentum yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2022 yang akan dating namun berkemungkinan tertunda sampai dengan tahun 2024 yang disebabkan oleh pandemic covid 19.  Namun demikian aroma perebutan tahta Sultan* Kota Lhokseumawe mulai tercium ke seantero Lhokseumawe bahkan di dunia maya sendiri.

Ada beberapa figur yang secara terselubung mulai melakukan marketing politik yang tujuannya adalah meningkat citra, popularitas dan elektabilitas guna menyongsong pilkada yang akan memperebutkan posisi sultan kota Lhokseumawe. Walaupun figure figure yang telah mulai melakukan marketing politik tersebut belum jelas menggunakan kenderaan yang mana. Apakah merekah memilih jalur partai atau juga pilihan lainnya menggunakan jalur independen yaitu suatu jalur yang memang sangat memungkinkan dan dijamin oleh konstitusi kita.

Terlepas siapa dan kapan pilkada perebutan tahta sultan tersebut akan dilaksanakan, harapan masyarakat tentunya dalam pilkada ini akan menghadirkan dan melahirkan seorang pemimpin yang mampu memimpin kota Lhokseumawe menjadi kota yang liveable city yaitu sebuah kota yang nyaman dihuni oleh warganya dan nyaman juga dikunjungi oleh masyarakat lain diluar kota Lhokseumawe.

Seperti apa pemimpin yang ideal? Tentunya pemimpin ideal adalah pemimpin yang pasoe igoe maju kon igoe atrek (ungkapan peribahasa Aceh yang memiliki arti bahwa pemimpin akan membawa kemajuan bukan kemunduran). Pertanyaan klasik ini tentunya yang membutuhkan jawaban secara akademis sehingga siapapun pemimpinnya nanti akan membawa kota Lhokseumawe menjadi suatu kota yang bermartabat dan memberikan kenyamanan kepada seluruh warganya dan bukan hanya untuk kelompok tertentu atau pribadi pribadi tertentu. 

Tulisan ini saya tulis dengan dua tujuan: pertama, agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya secara optimal dan dapat mengenali bagaimana pemimpin yang baik yang  akan membawa perubahan bagi kota Lhokseumawe sehingga masyarakat tidak terjebak pada model lama yaitu salah memilih pemimpin sehingga tidak mampu membawa perubahan signifikan terhadap kemajuan kota Lhokseumawe. Kedua, tulisan ini ditujukan kepada calon calon sultan* yang akan bertarung untuk bisa melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, apakah yakin memiliki kemampuan untuk membawa kota Lhokseumawe menjadi sebuah kota yang nyaman di huni oleh warganya. Jika kira kira tidak yakin maka lebih baik mundur saja. Karena pemilihan pemimpin bukan ajang hura hura untuk mementingkan diri sendiri dan kelompok tertentu.

Sungguh ironis bila seorang Kepala Daerah yang nota bene telah dipercaya dan dipilih oleh rakyatnya sendiri namun dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dalam memimpin daerah justru membuat rakyatnya kecewa. Tak jarang diberitakan oleh media terkait kasus korupsi dan pelanggaran hukum lainnya yang dilakukan oleh oknum Kepala Daerah yang semakin menambah penderitaan rakyat di tengah berbagai persoalan yang mustinya segera dituntaskan.

Kepala Daerah seharusnya bisa tampil sebagai pemimpin yang mampu memenuhi harapan rakyat dalam mewujudkan keadilan sosial dan membawa kemakmuran di daerahnya. Namun pada kenyataannya, cukup sulit ditemukan figur Kepela Daerah  yang benar-benar memperjuangkan kepentingan warga dalam mengemban amanat yang diberikan. 

Nah berikut saya akan mencoba memberikan pemikiran bagaimana idealnya figur untuk menjadi Sultan* kota Lhokseumawe demi terwujudnya liveable city :


1. Memiliki Komitmen untuk Membangun. Komitment untuk membangun adalah bentuk sikap dan kehendak yang kuat dan dengan sungguh sungguh ingin membangun kota Lhokseumawe. Komitmen ini merupakan bentuk perjanjian seseorang dengan dirinya sendiri dan menjadi sumber motivasi yang kuat bagi seorang untuk mengimplementasikan visinya untuk membangun kota Lhokseumawe. Ketika seseorang telah berkomitmen maka dia telah berjanji pada dirinya bukan pada orang lain, sehingga nantinya dia akan benar benar mengabdikan dirinya untuk membangun dengan ikhlas walaupun berbagai kendala dan rintangan akan dihadapi. Komitmen yang ada pada seseorang pada akhirnya akan melahirkan suatu keikhlasan dalam bekerja sesuai norma norma yang berlaku.


2. Memiliki Visi dan Misi untuk membangun. Visi adalah pandangan seseorang tentang bagaimana kondisi kota Lhokseumawe yang diinginkan dimasa yang akan datang. Sehingga baagaimana bentuk kota Lhokseumawe  baik secara fisik maupun secara kultural dimasa yang akan datang sudah ada dalam benak seorang pemimpin. Visi tersebut kemudian diimplementasikan secara nyata ke dalam misi. Misi ini sebenarnya menyatakan visi menjadi suatu kenyataan yang dapat dilihat, dirasakan  dan dinikmati oleh masyarakatnya. 


3. Memiliki Kompetensi. Kompetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu, sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Untuk dapat menyelesaikan persoalan di berbagai bidang dan memberikan perubahan menjadi lebih baik maka seorang Kepala Daerah harus memiliki kecerdasan dan kreatifitas dalam berinovasi. Walaupun seorang pemimpian dapat membentuk tim untuk meningkatkan efektifitas dalam menyelesaikan permasalahan atau  dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok kerja yang terdiri dari pegawai yang memiliki kemampuan mumpuni dan bila perlu dengan mengikutsertakan tenaga ahli dari pihak ektern. Namun kapasitas, kapabilitas dan kompetensi tetap wajjib dimiliki oleh seorang Kepala Daerah. Tanpa Kompetensi, Kapasitas dan kapabilitas maka akan sulit diharapkan suatu perubahan yang mendasar bagi pengembangan kota Lhokseumawe ini.


4. Attitude (sikap perilaku. Attitude atau sikap ini adalah berkaitan dengan sikap atau sifat atau karakter positif yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sifat jujur, amanah, transparan, adalah contoh contoh sikap positif yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin disamping berbaai sikap positif lainnya.


5. Siap menjadi pelayan masyarakat. Menjadi pelayan masyarakat adalah sesuatu yang jarang kita jumpai pada pemimpin sekarang. Secara alamiah sikap melayani ini muncul dari suatu rasa sayang yang mendalam dan tulus. Ketika seorang benar benar saaing kepada masyarakatnya maka pemimpin tersebut akan siap untuk melayani masyarakatnya dengan suatu keihklasan yang penuh. Sekarang sering terbalik bukannya pemimpin mengabdi atau melayani masyarakatnya tetapi justeru pemimpin meminta pelayanan kepada masyarakatnya.

Demikian pemikiran singkat ini, semoga masyarakat dapat memilih pemimpin yang dapat memberikan kebaikan kepada kita semua, dan kepada calon pemimpin hendaknya melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri apakah yang bersangkutan benar benar memiliki semua kriteria di atas agar ketika men jadi pemimpin akan perubahan yang besar terhadap kota ini dan memberikan kepuasan kepada masyarakat dan bukan sebaliknya mengecewakan masyarakatnya. salam 


No comments:

Post a Comment

Translate